Jakarta, DKPP – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Teguh Prasetyo menyatakan, pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak Tahun 2024 harus berpijak kepada Pancasila.
Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Rapat Kerja Terbatas yang diadakan oleh Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), Kamis (10/2/2022).
“Pemilu harus memiliki pijakan, filsafat pemilu kita adalah Pancasila,” ucap Teguh yang hadir dalam rapat secara daring.
Menurut Teguh, sistem pemilu yang ada di Indonesia sangatlah erat dengan nuansa kapitalisme dan liberalisme. Hal ini disebabkan karena sistem yang dianut menggunakan prinsip one man one vote.
“Oleh karena itu ada money politics dan kompetisi yang justru memecah belah kita,” katanya.
Dalam rapat kerja terbatas yang membahas “Penguatan Demokrasi Berbasis Nilai-nilai Pancasila Guna Menjaga Persatuan dan Kesatuan Dalam Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 dalam rangka keamanan Nasional” ini, Teguh mengingatkan pentingnya menghadirkan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan pemilu.
Ia pun menyebut teori Keadilan Bermartabat yang digagasnya. Teori Keadilan Bermartabat, dijelaskan Teguh, merupakan teori yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
“Pancasila itu koheren, artinya semua sila memiliki keterkaitan satu sama lain dan tidak bertentangan,” terangnya.
Ia berpendapat, sebuah kontestasi dalam pemilu atau pilkada yang berpijak dan dijiwai oleh Pancasila nantinya dapat mewujudkan sebuah Pemilu yang bermartabat.
“Bermartabat ini tingkatannya lebih tinggi dari berintegritas,” pungkasnya. [Humas DKPP]